Kajian Keselamatan Dalam Pandangan Agama Buddha

Latar belakang penelitian didasarkan pada realita belum adanya kajian husus mengenai Kajian Keselamatan dalam Pandangan Agama Buddha yang merupakan tujuan akhir kehidupan. Keselamatan merupakan akhir dari penderitaan. Rasa takut, khawatir, cemas, sedih dan bencana-bencana alam membuat seseorang mencari perlidungan untuk menghalau dari dari bahaya tersebut, seperti ergi kegunung, gua, hutan, pohon-pohon besar dan tempat-tempat keramat yang dianggap dapat melindunginnya dari bahaya.
Keselamatan merupakan tujuan semua orang. Usaha untuk mencapai eselamatan dukkha disebabkan oleh nafsu keinginan rendah (tanha). Keinginan ada diri “sang aku”, bila keinginan tidak terpenuhi akan menimbulkan perasaan ang tidak senang. Untuk menghilangkan dukkha dengan cara mengkikis einginan rendah (tanha) maka jalan untuk melenyapkan dukkha adalah dengan Jan mulia berunsur delapan (Hasta Ariya Magga).
Proses analisis data dalam penelitian keselamatan melalui tiga tahap analisis selama pengumpulan data analisis selama data terkumpul dan analisis elama pemaparan hasil penelitian menggunakan metode Buddhis versi 1 pendekatan Sutta dan Vinaya. Konsep keselamatan, tahap-tahap keselamatan, Wujud keselamatan. Kajian keselamatan secara detail dideskripsikan penulis dalam metode fenomenologi berdasarkan Sutta dan vinaya. Metode yang digunakan alam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif studi kepustakaan. | andasan pencarian data dilakukan dengan cara menelaah kepustakaan melalui membaca buku dari sumber primer dan skunder yang berhubungan dengan
enelitian. Teknik pencatatan dilakukan dalam lima tahap, yaitu persiapan engumpulan, pengorganisasian, dan penyajian data. Analisa data menggunakan analisa kualitatif deskriptif kajian pustaka secara fenomenologi. Kegiatan yang (ilakukan adalah mereduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Keselamatan dapat dicapai dalam: (1) yang diambil oleh setiap umat I uddha dalam memasuki jalan keselamatan adalah menyakini kenyakinan dengan I enyatakan perlidungan pada Tiratana (Tisarana) aku berlindung pada Buddha, aku berlindung pada Dhamma, aku berlindung pada Sangha, untuk kedua kalinya aku berlindung pada Buddha, untuk kedua kalinya aku berlindung pada 1 hamma, untuk kedua kalinya aku berlindung pada Sangha, untuk ketiga kalinya a u berlindung pada Buddha, untuk ketiga kalinya aku berlindung pada Dhamma,