Kajian Tentang Tarian, Nyanyian, Pertunjukan Bagi Samana Menurut Pandangan Agama Buddha

Tarian, nyanyian, musik, pertunjukan merupakan bagian dari seni yang memiliki nilai tersendiri. bentuk keindahan tersebut dapat memiliki nilai positif maupun negatif berdasarkan tingkat moralitas yang dimiliki. Tarian, nyanyian, musik dan pertunjukan menurut pandangan agama Buddha merupakan suatu obyek yang dipandang sebagai bentuk latihan penghindaran termasuk dalam sila ketujuh dari Dasasila yang harus dilaksanakan oleh seorang samana. Samana adalah orang yang telah menjalani kehidupan |suci atau orang yang telah meninggalkan kehidupan duniawi. Fenomena yang terjadi menunjukan bahwa terdapat kehidupan samana yang harus melatih diri dalam latihan sila. Seorang samana yang batinnya lemah dalam pelaksanaan sila dapat menimbulkan kecenderungan untuk melakukan tindakan yang tidak bermanfaat seperti menari, menyanyi, bermain musik, dan melihat pertunjukan yang tidak pantas yang dapat memunculkan rangsangan nafsu indera dan mengakibatkan rendahnya tingkat kemajuan dalam batin. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan tarian, nyanyian, musik, dan pertunjukan bagi samand menurut pandangan agama Buddha Penelitian tentang tarian, nyanyian, musik,|dan pertunjukan bagi samana menurut pandangan agama Buddha menggunakan metode studi kepustakaan dengan pendekatan Buddhis. Sumber pustaka primer penelitian diperoleh dari kitab suci Tipitaka yang merujuk pada Sutta (kumpulan khotbah Buddha) dan Vinaya yang berkaitan dengan penelitian, sumber skunder penelitian diperoleh dari buku-buku referensi umum, buku-buku Buddhis yang berkaitan dengan penelitian. Proses analisa data dalam penelitian tentang tarian, nyanyian, musik, dan pertunjukan bagi samana menurut pandangan agama Buddha ini melalui tiga tahap yaitu analisa selama pengumpulan data, analisa setelah data terkumpul, dan analisa dalam pemaparan data yaitu menggunakan metode grounded theory.
Penelitian Kajian Tentang Tarian, Nyanyian,Musik dan Pertunjukan Bagi Samana Menurut Pandangan Agama Buddha dapat memberikan hasil bahwa seorang Samana yang melaksanakan sila ketujuh yaitu menghindari tarian, nyanyian, musik dan pertunjukan yang tidak pantas, dapat menjadikan hidup dengan batin yang terkendali, tidak mudah terpengaruh terhadap rangsangan nafsu indera sehingga dapat terbebas dari ikatan nafsu duniawi. Melalui upaya-upaya yang dilakukan untuk menghindari suatu bentuk pertunjukan dengan mengembangkan latihan moral (Sila),pengendalian diri terhadap obyek-obyek indera, sadar dan mengendalikan diri (Sati-sampajjana) dan merasa puas（Santthuti)terhadap empat empat kebutuhan pokok. Penelitian tentang tarian, nyanyian, musik, pertunjukan bagi samana diharapkan dapat memberikan semangat khususnya bagi Samana dalam menjalankan sila dengan baik karena dapat membawa pada kemajuan dalam spiritual. Mampu memahami segala sesuatu sebagaimana adanya, sehingga dapat mencapai kondisi batin yang kuat tidak terikat dengan kesenangan duniawi.