Kajian Perilaku Konsumtif Dalam Pandangan Agama Buddha

Perilaku konsumtif menyangkut permasalahan fundamental kehidupan manusia. Pemuasan nafsu indera semakin merajalela, sehingga terbentuklah pola pikir konsumtif arogansi yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa vang diinginkan. Akibat lebih lanjut aksi-aksi kejahatan lebih banyak terjadi disemua bidang kehidupan yang sangat kompleks dan akhirnya akan menjadi masalah ekonomi, moral dan etika.

Pengertian konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Hidup bijaksana dalam Jalan Tengah berkaitan dengan pengendalian diri dari perilaku konsumtif. Konsumsi hanyalah alat bagi kesejahteraan umat manusia, tujuan seharusnya adalah memperoleh kesejahteraan maksimal dengan konsumsi minimal.

Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana perilaku konsumtif bisa terjadi, ciri-ciri, sebab, wujud, dampak perilaku konsumtif dalam kehidupan, cara penanggulangan, serta manfaat hidup tidak konsumtif dalam kajian pandangan agama Buddha. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana perilaku konsunitif bisa terjadi, ciri-ciri, sebab, wujud, dampak perilaku konsumtif dalam kehidupan, cara penanggulangan, serta manfaat hidup tidak konsumtif dalam kajian pandangan agama Buddha.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif studi kepustakaan. Landasan pencarian data dilakukan dengan cara menelaah kepustakaan melalui membaca buku dari sumber primer dan skunder yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pencatatan dilakukan dalam lima tahap, yaitu persiapan, pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian data. Analisa data menggunakan analisa kualitatif deskriptif kajian pustaka secara fenomenologi. Kegiatan yang dilakukan adalah mereduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian yang diperoleh berupa gambaran mengenai perilaku konsumtif, dampak nyata, serta cara penanggulangan yang sesuai dengan keadaan saat ini, memberdayakan manusia sehingga tidak menjadi manusia yang konsumtif serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, spiritual, solidaritas, can dapat turut serta meletarikan sumber daya alam yang ada dengan memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat banyak.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknologi diera globalisasi sangat pesat dan canggih menghasilkan hal-hal positif dan negatif. Dampak positif yang dapat dirasakan secara langsung antara lain, manusiz diberikan kemudahan-kemudahan disegala bidang seperti politik, sosial, ekonomi, komunikasi dan budaya. Dampak negatif dapat dilihat antara lain terjadi perubahan sikap mental yang menjurus kepada sifat lebih mengutamakan kesenangan hidup keduniawian dan materialistis. Keserakahan (lobha), kebencian (Dosa) dan kebodohan batin (Moha) merupakan tiga akar kejahatan yang menjadi penyebab utama timbulnya perilaku konsumtif.

Penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut dilapangan, melihat dan merasakan secara langsung serta mengamati pola perilaku konsumtif dalam masyarakat, sehingga penelitian ini benar-benar bermanfaat. Memerangi perilaku konsumtif bagi guru harus dilakukan secepatnya dikarenakan perkembangan zaman yang semakin modern, perkembangan IPTEK. dan kemerosotan moral akan membawa dampak negatif. Contoh kegiatan yang bermanfaat seperti mengadakan lokakarya serta pelajaran agama dan moral, yang merupakan pendidikan dasar sehingga seseorang ketika berhadapan dengan dunia nyata mempunyai benteng diri yang kuat sehingga tidak mencontoh budaya konsumtif yang merugikan bukan hanya peribadi namun juga orang lain, masyarakat bangsa dan negara.