Kajian Penghasilan Menurut Agama Buddha

Perkembangan ekonomi semakin pesat, individu memperoleh penghasilan dengan cara yang benar dan tidak benar. Penghasilan dengan cara benar tidak akan mengakibatkan penderitaan. Populasi dunia meningkat dan sumber daya alam berkurang, manusia masih mengejar kebahagiaan dengan kepemilikan materi. Dorongan individu untuk memperoleh penghasilan dengan cara tidak benar karena adanya rasa tidak puas terhadap kehidupan yang dimiliki oleh individu dan tidak pernah menemukan tujuan hidupnya bahkan setelah memperoleh hal yang diinginkan. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi individu memiliki sifat yang baik berubah menjadi sifat yang buruk.

Penghasilan adalah 1) proses, cara, perbuatan menghasilkan; 2) pendapatan, perolehan uang yang diterima dan sebagainya. Penghasilan diperoleh dengan suatu proses dasar pemikiran sampai dengan menghasilkan yang merupakan tujuan utama suatu pekerja. Pekerja akan menghasilkan secara maksimum yaitu dengan cara menerapkan sumber daya yang dimiliki baik dikerjakan sendiri maupun orang lain. Pendapatan setiap individu berbeda karena kemampuan untuk berproduksi serta sumber daya manusia yang berbeda. Pencapaian penghasilan diperoleh dengan melaksanakan mata pencaharian yang benar (Samma-Ajiva) bagian dari jalan mulia berunsur delapan yaitu pandangan benar (Samma-Dithi), pikiran benar (Samma-sankappa), mata pencaharian benar (Samma-ajiva), daya upaya benar (Samma-vayama), perhatian benar (Samma-sati) dan samadhi benar (Samma- samadhi). Terdapat lima perdagangan yang salah; berdagang senjata, berdagang makhluk hidup, berdagang manusia, berdagang racun, dan berdagang benda yang memabukkan. Individu yang melakukan tindakan pantas, berhati teguh, bekerja keras akan memperoleh kekayaan.

Terdapat lima manfaat yang diperoleh individu yang memiliki kekayaan yaitu: 1) individu dapat mempertahankan kebahagiaannya dan keluarganya, 2) membahagiakan para sahabat dan kerabat dengan memberi bantuan, 3) mengatasi musibah dan bencana yang timbul karena berbagai sebab, 4) melakukan persembahan untuk memenuhi kewajibannya terhadap sanak keluarga, tamu, penguasa (pajak) atau demi mereka yang telah meninggal dunia dan para dewa, dan 5) memuliakan agama dan menyokong para rohaniwan yang patut dihormati untuk mencapai kebahagiaan surgawi. Penelitian penghasilan dalam agama Buddha menggunakan metode kualitatif deskriptif studi kepustakaan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan empat tahap yang mengacu pada penelitian kepustakaan kajian penghasilan menurut pandangan agama Buddha seperti dikemukakan Zed yaitu dengan menyiapkan alat Perlengkapan, menyiapkan_bibliografi kerja dan mengatur waktu.

Individu yang mampu mendapatkan penghasilan dapat digunakan untuk ditabung, untuk modal usaha dan digunakan untuk mencukupi kebutuhan — sehari-hari. Dengan mendapatkan penghasilan dengan matapensaharian benar maka individu akan mendapatkan kebahagiaan secara jasmani maupun rohani. Kebahagiaan secara jasmani karena individu mampu mencukupi kebutuhan yang diperlukan dan secara rohani karena dengan kekayaan yang dimiliki individu dapat melakukan tindakan / perbuatan yang baik.